Senin, 26 November 2012

Blog Pelajar


Tiga pertanyaan penting yang mengemuka. Pertama,bagaimana memanfaatkan blog dan jejaring sosial semacam facebook untuk kepentingan pembelajaran? Kedua, bagaimana memotivasi siswa agar mau memanfaatkan internet (termasuk jejaring sosial) sebagai sumber pembelajaran? Ketiga, bagaimana mengatur waktu agar seorang guru bisa eksis ngeblog dan berjejaring sosial tanpa harus mengganggu aktivitas mengajar?  Ya, ya, tiga pertanyaan yang menarik sekaligus menantang, apalagi ini pengalaman pertama saya berbicara tentang blog dan jejaring sosial di depan ratusan pendidik. Berikut garis besar pernyataan yang saya sampaikan dalam forum tersebut.
Pertama, seiring dengan dinamika masyarakat global yang kian terbuka, akses terhadap informasi juga makin cepat dan mudah. Para praktisi pendidikan yang notabene menjadi agen pembelajaran juga mesti bersikap proaktif dan terlibat sebagai “pemain” di dalamnya, tidak hanya sekadar jadi penonton. Dunia virtualyang menyajikan informasi tanpa dibatasi dimensi ruang dan waktu bisa dioptimalkan untuk peningkatan mutu pembelajaran. Sumber-sumber dan bahan pembelajaran yang aktual dan menarik bisa dengan mudah didapatkan melalui internet. Bahkan, guru juga bisa memanfaatkan blog dan media sosial yang belakangan ini sedang mengalami masa “euforia” di ranah virtual untuk kepentingan pembelajaran. Berbagai kemudahan yang ditawarkan ruang maya bagi para pengguna, baik dalam soal akses, manfaat, partisipasi, maupun kontrol,blog, misalnya, bisa dioptimalkan sebagai “laboratorium virtual” untuk kemajuan dunia pendidikan yang sangat besar manfaatnya bagi peserta didik, guru yang bersangkutan, maupun sesama rekan sejawat. Melalui blog, sesama gurugurudan murid, guru dan siapa pun yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan bisa saling berinteraksi tanpa dibatasi sekat ruang dan waktu. Blog bisa dioptimalkan untuk unjuk kinerja guru dalam menyajikan berbagai persoalan dan pernak-pernik dunia pendidikan, sehingga mesin pencari makin ramah terhadap masalah-masalah pendidikan yang hingga saat ini masih menyisakan banyak problem dan tantangan.
Kedua, siswa pun bisa diajak ikut-serta untuk memanfaatkannya. Tentu saja, dibutuhkan keteladanan dan pendampingan sang guru. Bagaimana mungkin kita bisa memotivasi siswa kalau sang guru tidak pernah bersentuhan dengan ruang maya? Jika pendidik dan peserta didik sama-sama bisa hadir di ruang maya, mereka bisa berinteraksi secara intens, sehingga berbagai masalah yang terkait dengan pembelajaan bisa terjembatani. Siswa terpacu untuk melakukan “browsing” materi pembelajaran untuk menumbuhkembangkan potensi dirinya, sementara itu sang guru juga akan terpacu “adrenalin”-nya untuk meng-upgrade diri dengan mengikuti berbagai perkembangan informasi sesuai dengan bidang keilmuan yang digelutinya.
Ketigaguru, menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal 28) merupakan agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dengan menguasai empat kompetensi seperti itu, guru diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam memangku jabatan gurusebagai profesi. Blog dan jejaring sosial bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kompetensi profesional guru. Jika eksitensi blog guru terus hadir di ranah virtual, bukan mustahil dunia pendidikan kita akan semakin kaya berkat sentuhan para guru dalam menyajikan postingan-postingan terbaik. Dengan demikian, blog gurubisa dijadikan sebagai portofolio rekam jejak guru dalam memberikan pengabdian terbaik buat bangsa dan negara melalui jagat virtual. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh internet, yang bisa diakses oleh siapa pun secara lintas-geografis, lintas-usia, dan lintas-budaya, diakui atau tidak, telah membuat dunia pendidikan makin dinamis dan progresif. Para pengunjung akan makin dimudahkan dalam mencari rujukan yang terkait dengan masalah keilmuan,pembelajaran, atau fenomena-fenomena pendidikan mutakhir yang lain. Karena tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar, tentu saja sang guru harus pandai-pandai mengatur waktu, sehingga tugas utamanya tidak terganggu aktivitas ngeblognya. 24 jam dalam sehari lebih dari cukup bagi sang pendidik untuk melakukan aktivitas keseharian (online dan offline), istirahat, atau mengurus keluarga.

My Experience


Selalu bertengkar dan bertengkar,,kenapa sih aku gak bisa dewasa ,,Ya Allah berikan aku kedewasaan, aku ingin dewasa Ya Allah, aku ingin dewasa seperti yang lainnya, dewasa dengan orang lain terutama bisa dewasa saat di hadapannya…….

Kenapa akhir-akhir ini semua berubah setelah semua ini terjadi, aku gak tau bagaimana caranya untuk mengembalikan seperti semula, memang semua berawal dari aku, semua aku yang salah karena aku tidak bisa dewasa, mementingkan egoisku sendiri, maka dari itu semua bisa berubah dari sikapnya, omongannya, berkurangnya kasih sayangnya, semua yang ada pada dirinya semua berubah. Aku benci dengan diriku sendiri, aku juga benci padanya, mungkinkah aku patut membeci dia,.?? Aku menyayanginya Ya Allah tapi percuma aku mengungkapan semua yang ada karena dia tidak akan percaya lagi, aku sudah membuat sakit hati berkali-kali padanya, aku menyesal tapi aku tidak bisa berubah,……..

Aku gak mau kehilangan dirimu tapi aku merasakan kalau kamu sekarang berubah, aku seperti kehilangan ¾ dari kasih sayangmu, perhatianmu, cintamu semua yang pernah kamu berikan kepadaku semua berkurang, aku benci jika kamu tidak memperhatikan aku,……………..!!!!!!!!!!!!

Me And Friends